Kenali 3 Jenis Gangguan Tidur pada Si Kecil Berikut Ini

Tentu saja, bagi beberapa orangtua, membuat anak tertidur membutuhkan usaha yang ekstra. Sementara beberapa orangtua harus bangun di tengah malam ketika Si Kecil terbangun dan menangis. Masalah anak susah tidur memang masalah yang serius. Selain membuat orangtua kerepotan, masalah ini tentu saja membuat Si Kecil tidak nyaman. Karena jam istirahatnya berkurang, Si Kecil akan menjadi mudah lelah. 

Nah, untuk itu yuk kenali gangguan tidur berikut cara mengatasinya. 

Gangguan tidur pada anak

Insomnia

Sama seperti mempengaruhi orang dewasa, insomnia juga dapat mempengaruhi Si Kecil. Salah satu gejala anak susah tidur ini menyebabkan anak kesulitan tidur. Beberapa kasus akut dapat disebabkan oleh stress atau penyakit. Jika insomnia berlangsung lebih lama dari beberapa bulan, mungkin ini merupakan insomnia kronis. Maka, penanganannya harus membutuhkan bantuan tenaga ahli medis. 

Untuk beberapa kasus yang ringan, Mam dapat membantu Si Kecil mendapatkan kembali kenyamanan tidurnya. Mam dapat mempraktekkan beberapa kebiasaan tidur yang baik dan sehat. Misalnya, menjadwal jam pergi dan bangun tidur dengan tegas, memiliki rutinitas tidur yang teratur, menghindari asupan kafein dan gula berlebih, menciptakan suasana kamar tidur yang bersih dan nyaman.

Untuk beberapa kasus yang berat, mohon konsultasikan dengan dokter anak. Selain konsultasi dengan dokter, Mam juga bisa berkonsultasi dengan psikolog klinis untuk melakukan terapi perilaku kognitif. 

anak susah tidur

Sindrom fase tidur tertunda

Delayed Sleep Phase Syndrome (DSPS) atau sindrom fase tidur tertunda sindrom fase tertunda bisa menjadi masalah yang mengkhawatirkan pada anak-anak. Bagaimana tidak? Ketika mereka mengalami sindrom fase tidur tertunda, maka ritme sirkadian otomatis terganggu. Jam biologi mereka cenderung menjadi seperti burung hantu, yang notabenenya terlambat tidur dan terlambat untuk bangun. 

Gangguan tidur ini berbeda dengan insomnia. Seringkali gangguan ini keliru dianggap insomnia pada awalnya. Namun, jika gangguan ini kronis dapat menyebabkan insomnia. 

Sleep apnea

Jika Si Kecil seringkali mendengkur, tidur tak nyenyak, dan berhenti bernafas saat tidur, kemungkinan ini merupakan gejala sleep apnea. Gangguan tersebut juga dapat menyerang anak-anak. Perhatikan apakah hidung Si Kecil tersumbat dan nafasnya menjadi berat saat tertidur. 

Paad orang dewasa, gejala ini umumnya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya, karena stress, perubahan suasana hati, kelelahan saat siang hari, dan juga tekanan darah yang tinggi. Sedangkan pada anak, gejala ini dapat menyebabkan Si Kecil sering mengompol. Gejala ini terjadi karena beberapa faktor pada anak-anak. Misalnya, Si Kecil memiliki masalah yang sama dengan anak-anak attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD). Masalahnya dapat berupa masalah konsentrasi, nilai yang buruk, atau masalah lainnya. 

Jika Mam mulai mendapati Si Kecil memiliki gejala sleep apnea, Mam dapat berkonsultasi dengan ahli klinis untuk dapat menetapkan diagnosis yang tepat. Lebih baik untuk mengetahui gangguan yang tepat sejak awal. Maka akan lebih mudah juga penanganannya dan pencegahannya agar tidak semakin parah. 

Ya, yang paling penting yaitu mengatasi masalah tidur pada Si Kecil sejak awal. Hal ini dapat membantu Si Kecil dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. Mengatasi pola tidur juga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan mental Si kecil. hal ini juga dapat memastikan, bahwa mereka akan tetap sehat dan mampu mengembangkan kebiasaan tidur yang positif seumur hidupnya. 

Nah, itulah beberapa jenis gangguan tidur yang perlu Mam ketahui. Semoga bermanfaat.